TINGTONG

Rabu, 08 April 2015

contoh makalah tentang sistem kemudi



Kata Pengantar
Atas berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya berupa iman dan ilmu. Sehingga menciptakan motivasi bagi penulis untuk membuat makalah tentang memperbaiki sistem kemudi ini.
Makalah memperbaiki sistem kemudi ini diharapkan nantinya Dapat digunakan sebagai panduan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi yang diinginkan.
Makalah ini memberikan pengetahuan dasar dan praktek sistem kemudi dan komponen-komponennya, yang pada umumnya digunakan pada mobil serta cara pemeriksaan dan penggantian komponen-komponenya.
Saya menyadari banyak kekurangan dalam penyususnan makalah ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.





YOGYAKARTA,  Desember 2014

                                                                                                 Tata herdiana 
2014006011



                                                                         
Daftar isi

Kata pengantar....................................................................................1
Daftar isi ...............................................................................................2
BAB I. Pendahuluan..............................................................................3
A.   Latar belakang.............................................................................3
BAB II. FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM KEMUDI..............4
Fungsi sistem kemudi.....................................................................4
A.   Syarat – syarat sistem kemudi.....................................................4
B.   Komponen sistem kemudi...........................................................5
1.     Steering coloumn...................................................................5
2.     Steering gear.........................................................................5
3.     Steering lingkage...................................................................8
C.   Bentuk – bentuk sistem kemudi................................................10
1.     Sistem kemudi manual.........................................................10
2.     Sistem kemudi daya.............................................................12
a.     Hydraulic Powersteering (HPS).....................................12
b.     Electric Powersteering (EPS).........................................15
BAB III. DIAGNOSA GANGGUAN PADA SISTEM KEMUDI.....18
A.   Melakukan pemeriksaan pada sistem kemudi...........................18
B.   Troubleshooting pada sistem kemudi.......................................20
KESIMPULAN...................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................23DAFTAR PUSTAKA.........................................................................24





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berfikir manusia. Terutama dalam bidang otomotif. Berbagai macam/model dari kendaraan, komponen-komponen bagian luar maupun dalam yang sudah banyak tipe-tipe yang dibuat dari berbagai perusahaan yang ada di dunia. Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sistem kemudi.
Sistem kemudi saat ini sudah sangat canggih, mungkin waktu dulu kendaraan hanya memakai kemudi yang 1 tipe, dimana jika dipakai untuk membelokan kendaraan sangat terasa berat, butuh tenaga yang lebih untuk membelokannya. Tetapi seiring berjalannya waktu, sistem kemudi sudah mempunyai tipe atau bentuk yang baru yaitu tipe Power steering. Dimana sistem ini banyak membuat pengemudi sangat nyaman, dikarenakan tidak membutuhkan tenaga yang lebih untuk membelokannya.


BAB II
KONSTRUKSI, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM KEMUDI
Gambar. 1. Konstruksi sistem kemudi
A.   FUNGSI SISTEM KEMUDI
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokan roda depan. Cara kerjanya ketika steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coloumn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarannya ke steering gear (roda kemudi).
Steering gear memperbesar tenaga putarnya sehingga menghasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering lingkage.
Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda roda depan. Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang banyak digunakan adalah model recirculating ball dan ada kendaraan ringan yang banyak digunakan adalah model rack and pinion.
B.     SYARAT SYARAT SISTEM KEMUDI
Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi persyaratan seperti berikut :
a.       Kelincahanya baik.
b.      Usaha pengemudian yang baik.
c.       Recovery (pengembalian) yang halus.
d.      Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
C.     KOMPONEN SISTEM KEMUDI

Ø  STEERING COLOUMN
Steering coloumn atau batang kemudi merupakan tempat poros utama. Steering coloumn terdiri dari main shaft yang meneruskan putran roda kemudi ke steering gear, dan coloumn tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dngan sebuah mur. Steering coloumn juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada 2 tipe steering coloumn yaitu :
a.      Model collapsible
Model ini mempunyai keuntungan : apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan steering gear box mendapatakan tekanan yang kuat, maka main shaft coloumn atau bracket  akan runtuh sehingga pengemudi terhindara dari bahaya. Kerugiannya adalah  : main shaftnya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau mobil berukuran kecil. Konstruksinya lebih rumit.
b.      Model non collapsible
Model ini mempunyai kuntungan : main shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil mobil besar atau mobil mobil kecil, konstruksinya sederhana kerugiannya adalah : Apabila berbenturan dengan keras kemudian tidak dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil
Ø  STEERING GEAR
Steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk mengikatkan momen agar kemudian menjadi ringan.
Steering gear ada beberapa tipe dan yang bayak digunakan adalah tipe recirculating ball dan rack and pinion. Berat ringannya kemudi di tentukan oleh besar kecilnya perbandingan steering gear dan umunya berkisar antara 18 sampai 20 : 1. Perbandingan steering gear yang semakin besar akan menyebabkan kemudi semakin ringan, akan tetapi jumlah putarannya semakin banyak, untuk sudut belok yang sama.
·         Untuk tipe recirculating ball
Perbandingan steering gear = jumlah putarn roda kemudi : jumlah gerakan pitman arm


Gambar.2. tipe reciculating ball
·         Untuk tipe rack and pinion
Perbandingan steering gear = jumlah putaran roda kemudi : besarnya sudut belok roda depan.
Selain untuk mengarahkan roda depan, steering gear juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putrannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama. Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan orang orang sekarang ini adalah :
·         Tipe yang pertama, digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komersial.
·         Tipe yang kedua, digunakan pada mobil penumpang yang ukuran kecil sampai yang berukuran sedang.
Ada beberapa bentuk dari steering gear box, diantaranya :
1.      Model Worm dan Sector Roller
Worm gear berkaitan dengan sector roller di bagian tengahnya. Gesekannya dapat mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan menggelinding.
2.      Model worm dan sector
Pada model ini worm dan sector berkaitan langsung.
3.      Model screw pin
Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear.
4.      Model screw dan nut
Model ini dibawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang padanya. Pada nut terdapat  bagian yang menonjol dan dipasangkan tuas yang terpasang pada rumahnya.
5.      Model recirculating ball
Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan worm gear. Mempunyai sipat tahan aus dan tahan goncangan yang baik.
6.      Model rack and pinion
Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar. Model rcak and pinion mempunyai kontruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan.

Ø  STERING LINGKAGE
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering dear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan rod kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi join yang dirancang untuk tujuan tersebut. Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan.
Komponen sistem kemudi  lainnya bergantung pada jenis kemudi yang digunakan, antara lain :
1.      Steering wheel
Ada beberapa macam roda kemudi ditinjau dari konstruksinya yaitu :
§  Roda kemudi besar
Bentuk ini mempunyai keuntungan, yaitu mendapatkan momen yang besar sehingga pada pada waktu membelokan kendaraan, akan terasa ringan dan lebih stabil.
§  Roda kemudi kecil
Mempunyai keuntungan tidak memakan tempat dan peka terhadap setiap gerakan yang diberikan pada saat jalan lurus, akan tetapi dibutuhka tenaga besar untuk membelokan kendaraan karena mempunyai momen kecil.
§  Roda kemudi ellips
Model ini dapat megatasi kedua-duanya karena merupakan gabungan roda kemudi besar dan kecil.
2.      Steering main shaft
Stering main shaft atau poros utama kemudi berfungsi untuk menghubungkan atau sebagai tempat roda kemudi dengan steering gear.
§  Pitman arm
Pitmsn arm meneruskan gigi kemudi ke relay rod atau drag link. Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering coloumn menjadi gerakan maju mundur.
§  Relay rod
Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan. Relay rod menerusakan gerakan pitman arm ke tie rod.
§  Tie rod
Ujung tie rod yang berulir dipasang pada ujung rack pada kemudi rack and pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pad recirculating ball, dengn demikin jarak antara joint-joint dapat disetel.
§  Tie rod end
Tie rod end dipasangkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan knuckle arm, relay roda dan lain-lain.
§  Knuckle arm
Knuckle arm meneruskan gerakan tie rod atau atau drag link ke roda depan melalui steering knuckle.
§  Steeering knuckle
Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan dan befungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpun ball joint atau king pin dari suspension arm.
§  Idler arm
Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainya di hubungkan dengan relay rod denagn swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung relay rod dan membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu.

D.    BENTUK-BENNTUK SISTEM KEMUDI
Pada dasarnya sistem kemudi dibedakan menjadi dua yaitu :
a)      Sistem kemudi secara manual
§  Dibutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakan roda kemudi.
§  Pengemudi lebih cepat lelah.
b)      Sistem kemudi daya (power steering).
Penggunaan power steering memberikn keuntugan seperti :
§  Mengurangi daya pengemudian (steering effort).
§  Kestabilan yang tinggi selama pengemudian.

1.      SISTEM KEMUDI SECARA MANUAL
Sistem kemudi secara manual jarang dipakai terutama pada mobil-mobil modern. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila
mengendarai mobil terutama pada jarak jauh. Tipe sistem kemudi secara manual yang banyak digunakan adalah :
v  Recircullating ball
Cara kerjanya adalah : pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan dengan roda kemudi akan langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dan mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman. 
Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung (relay rod), tie rod, lengan idler (idler arm), dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm.
Mereka memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah (lower arm) dan bantalan atas untuk peredam kejut. Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
§  Keuntungan
o   Komponen gigi kemudi relatif besar, bisa digunakan untuk mobil ukuran sedang, mobil besar dan kendaraan komersial.
o   Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relatif lebih.
§  Kerugian
o   Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung.
o   Biaya perbaikan lebih mahal.

v  Jenis rack and pinion
Cara kerja : pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakan rack Dri samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda roda depan sehinnga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini memyebabkan roda berputar pad rah yang sama.
Kemudian ada lagi yang lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda roda depan yaitu tipe rack and pinion. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros intermediate yang berkaita dengan rack.
v  Keuntungan
o   Konstruksi ringan dan sederhana.
o   Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung.
o   Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan.

v  Kerugian
o   Bentuk roda gigi kecil, hanya cocock digunakan pada mobil penumpang ukurn kecil atau sedang.
o   Lebih cepat aus.
o   Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan.

2.      SISTEM KEMUDI DAYA (POWER STEERING)
Lahirnya sistem kemudi daya ini didsari oleh kekurangan yang didapat pada sistem kemudi manual dimana rendahnya kemampuan di dalam pengemudian terutama pada pengemudian terutama pada perjalanan yang jauh, dan pada kecepatan rendah sehingga membuat pengemudi cepat lelah. Disamping itu kekakuan pada kemudi manual turut mempengaruhi pengembangan sistem kemudi kendaraan. Pengembangan sistem kemudi ini sangant menjangkau pada sistem pengontrolan secara otomatis.
Pada umumnya sistem kemudi daya dibagi menjadi 2 tipe yaitu :

1)      Sistem hydraulic powersteering (HPS)
Sistem kemudi ini memiliki sebuah booster hidraulis dibagian tengah mekanisme kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan. Dalam keadaan normal beratnya putaran roda kemudi adalah 2-4 kg. Sistem powersteering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian bila kendaraan bergerak pada putaran rendah dan menyesuaikan pada tingkat tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium sampai kecepatan tinggi. Penggunaan powersteering memberikn keuntungan seperti :
·         Mengurangi daya pengemudian (stering effort).
·         Kestabilan yang tinggi selama pengemudian. 

A.     Cara kerja powersteering
a.       Posisi netral : minyak dari pompa dialirkan ke katup pengontrol (control valve). Bila katup pengontrol berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup pengontrol ke saluran pembebas (relief fort) dan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan keua sisi sama, torsk tidak bergerak.
b.      saat membelok : pada saat poros utama kemudi (steering main shaft) diputar ke salah satu arah, katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran minyak.
Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi perbedaan  tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.

B.     Komponen-komponen powersteering
v  Vane pump
Vane pump adalah bagian utama dari system power steerng berfungsi menghasikan tekanan tinggi dan debit yang besar. Vane pump juga berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fliuda di perlukan sesuai dengan putaran mesin, adapun komponen yang ada dalam vane pump adalah :

a.       Reservoir Tank. Berfungsi untuk tapungan fluida power steering.
b.      Pumpa Body, adalah rumah dari roto blade ddan pompa digerakan oleh puli poros engkol mesin dengan drive blet, dan mengalirkan tekanan fluida ke gear housing.
c.       Flow control valve, mengatur volume aliran minyak dari pompa ke gear housing dan menjaga agar volumenya tetap pada rpm yang berubah-ubah.
d.      Gear housing, merupakan rumah tempat roda gigi kemudi.
e.       Power silinder, power silinder adalah tempat piston bekerja menggerakan roda gigi kemudi (steering gear).
f.       Katup rotary, mengatur arah aliran minyak dari pompa.

C.     Tipe-tipe hydraulic power steering
Ada beberapa tipe power steering, tetapi masing-masing mempunyai 3 bagian yang tediri dari pompa, control valve dan power silinder. Ada 2 jwns power steering yaitu :
v  Tipe integral
Sesuai dengan namanya, control valve dan power piston terletak di dalam gear box. Tipe gear yang dipakai aialah recirculating ball. Diperlihatkan disini mekanisme sistem power steering tipe integral. Bagian yang uama terdir dari :
·         Tangki reservoir yang berisi fluida
·         Vane pump yang membangkitkan tegangan hidraulis
·         Gear box yang beisi control valve, power piston dan steering gear
·         Pipa-pipa yang mengalirkan fluida
·         Selang-selang flexible.

v  Tipe rack and pinion
Control valve power stering tipe ini termasuk di dalam gear housing dan power pistonnya terpisah di dalam power silinder. Tipe rack and pinion hampir sama dengan mekanisme tipe integral.
2)      Elecrtic power steering (EPS)
Tujuan dari pengembangan EPS adallh meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan melakukan perubahan proses kerja power steering. Perubahan ini mengalihkan sistem hidraulis ke elektrik. Power steering yang proses kerjanya dibantu arus listrik ini dapat mereduksi pemikaian energi kendaraan yang tidak perlu.
A.    Komponen utama EPS
Umumnya komponen sistem Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik yang sama. Seperti :
1.      Control module : sebagai komputer untuk mengtur kerja EPS.
2.      Motor elektrik : bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir
3.      Vehicle speed sensor : terletak di gear box dan bertugas memberitahu control  module tentang kecepatan mobil.
4.      Torque sensor : berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module jiak setir mulai diputar oleh pengemudi.
5.      Cluth : kopling ini terletak diantara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan dan melepaskan  motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6.      Noise suprresor : bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin bekerja atau tidak.
7.      On-board diagnostic display : berupa indikator di panel instrumen yng akan menyala jika ada masalah dengan sistem EPS.
B.     Cara kerja
·         Setelah kunci diputar ke posisi on, control module memeperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by. Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen menyala.
·         Begitu mesin hidup, makan noise suprresor akan menginformasikan  pada control module untuk mengaktifkan motor listrik dan dutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir.
·         Torque sensor salah satu sensor yang terletak pada steering rck yang bertugas memeberi informasi pada control module ketika setir mulai diputar dan memberikan informasi sejauh mana setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
·         Dengan dua informasi itu, control module segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir akan menjadi ringan.
·         Vehicle speed sensor bertugas menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor electic akan dinonaktifkan oleh control module. Dengan begitu setir akan menjadi lebih berat sehingga meningkatkan sefety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.
Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, control module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjsdi kerusakan. Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan cluth akan melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir, via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
C.     Macam-macam EPS
1)      Fullly electric. Artinya mototr listrik bekerja langsung dalam memebantu gerakan kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang kemudi, seperti pada toyota Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel pada rack steer seperti pada honda jazz, suzuki karimun dan swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan mazda Vantrend lansiran 1995 ataupun toyota crown keluaran 2005, ditempatakan pada gearbox steering.
2)      Semi electric
Putaran motor electric. Putaran motor electric hnya dimanfatkan untuk mendorong hirdaulis. I i sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk v-belt. Misalnya seperti pada chevrolet zafira dan mercedess benz A-class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak setir.biasanya perangkat ini masih menggunkan slang tekan dan selang balik dari minyak.
Perusahaan yang memproduksi EPS adalah Koyo, NSK, Dhelpi, Showa, Visteon, dan ZF Freidrichshafen AG. Power steeering hidraulis membuat mobil lebih boros BBM hingga sekitar 1,07 km/l.






BAB III
DIAGNOSA GANGGUAN PADA SISTEM KEMUDI

A.    Melakukan pemeriksaan pda sistem kemudi
1.      Pemeriksaan steering coloumn
·         Gerakan roda ke atas ke bawah, kiri kanan, maju mundur.
·         Periksa roda kemudi apakah terpasang dengan baik
·         Apakah main shaft keadaaanya longgar
·         Apakah steering coloumn terpasang dengan kuat
2.      Pemeriksaan kebebasan roda kemudi (steering wheel)
·         Putar roda depan hingga pada posisi lurus
·         Putar roda kemudi perlahan-lahan tetapi jangan sampai roda bergerak
·         Besarnya gerakan roda kemudi pada saat ini disebut dengan kebebasan (Free play)
·         Besarnya kebebasan tergantung pada model mobil, tetapi biasanya tidak melebihi dari 30 mm.

Bila kebebasannya berlebihan, penyebabnya bisa berasal dari salah satu diantara yang tersebut berikut :
·         Mur roda kemudi kurang keras
·         Keausan atau penyetelan steering gear yang tidak tepat
·         Linkage joint aus
·         Pemasangan linkage bracket longgar
·         Bantalan roda longgar
·         Main shaft joint longgar
 
3.      Pemeriksaan kelonggaran steering linkage
Dongkraklah bagian depan mobil dan goyangkan roda depan maju mundur, dan dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Bila gerakannya berlebihan kemungkinan linkage atau wheel bearingnya aus.
4.      Pemeriksaan kelonggaran bantalan roda (wheel bearing)
·         Donngkrak bagian depan mobil dan periksa ban.
·         Goyangkan bagian atas dan bawah dari setiap roda.
·         Bila ternyata longgar, penyebabnya kemungkinan suspension arm bushing, ball joint atau wheel suspension longgar.
·         Periksa kelonggaran dengn jalan menekan pedal rem. Bila kelonggaranya berkurang, berarti ada bagian selain wheel bearing yang longgar.
·         Bila kelonggaranya hilang, berarti penyebabnya berasal dari bantalan roda yang sudah aus.
5.      Periksa ketinggian minyak stering gear, jika rendah, periksa kebocoran, tambah minyak atau perbaiki.
6.      Pemeriksaan steering gear berat
·         Gerakan roda kemudi yang berat biasanya disebabkan oleh tahanan yang terlalu besar pada sistem kemudi atau oleh gaya pengembalian roda yang berlebihan detelah belok.
·         Dongkrak naik bagian depan kendaraan lalu lepaskan steering linkage dan steering gear agar dapat memeriksa bagian satu persatu.
·         Bila gerakan steering gear berat, penyebabnya mungkin kerusakan pada gigi kemudi.
·         Penyetelan free load yang tidak tepat dan Minyak atau gemuk yang kurang juga bearing atau bushingnya cacat.
7.      Pemeriksaan ball joint
Lepaskan steering knuckle dengan linkage dan gerakan knuckle arm. Bila terasa berat, kemungkinan kingpin atau ball joint dalam keadaan rusak.


B.     Troublleshooting pada sistem kemudi
Troublleshooting yaitu mencari penyebab gangguan yang terjadi pada sistem mesin atau alat secara sistematis agar cepat dan tepat. Begitu pula dalam penggantian komponen harus dilakukan dengan tepat dan benar karena mempengaruhi kemampuan sistem kemudi dan kenyamanan berkendara. Pemeriksaan tiap-tiap komponen harus dilakukan sesuai prosedur yaitu seperti dalam tabel dibawah ini.
No
Gejala
Langkah pemeriksaan
Perbaikan
1.       
Tekanan ban rendah
Memeriksa tekanan ban
Menambah tekanan 4,2 kg/cm
2.       
Powersteering belt longgar
Memeriksa power steering unit
Menyetel kekencangan belt dengan tekanan 10 kg.
Belt baru : 5-6 mm
Belt lama : 6-8 mm
Atau ganti jika terlihat retak.
3.       
Kurng pelumasan
Memeriksa level minyak
Menambahkan minyak hinnga level maksimum.
4.       
Tuas kemudi rusak
Memeriksa tuas kemudi
Mengganti
5.       
Kesalahan penyetelan sikap roda (toe-in dan chamber)
Memeriksa sikap roda (toe-in dan chamber)
Menyetel sikap roda (toe-in dan chamber)

Gerak bebas roda kemudi terlalu besar, itu karena pda power steering telalu banyak sambungan maka terdapat gerak bbeas atau kelonggaran, kelonggaran yang berlebihan dari sistem tersebut akan mengakibatkan kemudi mengayun atau cenderung berbelok ke salah satu arah dan akan mengakibatkan getaran daa keausan pada komponen (khususnya ban) sehingga sistem kemudi tidak normal.
Bila gerak bebas berlebihan, penyebabnya juga bisa berasal dari salah satunya sebagai berikut.
Ø  Mur roda kemudi kurang kencang.
Ø  Keausan pada stering gear, penyetelan kurang pas.
Ø  Linkage joint aus.
Ø  Pemasangan linkage bracket longgar.
Ø  Bantalan roda longgar.
Ø  Main shaft msih longgar.


v  Catatan
Dalam melakukan pemeriksaan Dan perbaikan, yang perlu diperhatikan ialah tentang keselamatan kerja. Dalam pelaksanaannya haruslah memakai baju praktek/wearpack, juga gunakanlah tutup fender, tutup kursi dan lantai agar kendaraan dan tempat tetap bersih dan mengurangi kerusakan. Selama melakukan pembongkaran tempatkan komponen-komponen secara berurutan untuk mempermudah pemasangan. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. Ikuti prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja, dan gunakan sediakan selalu buku manual dari kendaraan tersebut.






KESIMPULAN
Sistem kemudi adalah suatu bagian komponen yang terdapat di dalam kendaraan yang berfungsi untuk  mengatur arah kendaraan dengan cara membelokan roda depan. Cara kerjanya : bila steering wheel diputar, sreering coloumn akan meneruskan tenaga putarannya ke steering gear, sehinnga menghasilkan tenaga putar yang lebih besar untuk diteruskan ke steering linkage lalu akan diteruskan ke roda depan.
v  Sistem kemudi dibagi menjadi 2 model / tipe yaitu :
Ø  Model recirculting ball :yang bisanya digunakan pada kendaraan menengah dan besar.
Ø  Model rack and pinion : untuk kendaraan ringan.















PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah wawasan untuk para pembaca. Saya mohon maafa apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata atau kalimat yang kurang jelas, dimengerti dan lugas. Karena kami hanyalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangant mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian makalah dari saya, semog makalah ini dapat bermanfat bagi pembaca dan khususnya untuk penulis. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Novriza, S.Pd, 2005, Memperbaiki Sistem Kemudi, Medan, Depdiknas
Dadang Hidayat, Drs, 2005,  Pemeriksaan Sistem Kemudi, Bandung, Depdiknas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar