Kata
Pengantar
Atas
berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya berupa
iman dan ilmu. Sehingga menciptakan motivasi bagi penulis untuk membuat makalah
tentang memperbaiki sistem kemudi ini.
Makalah
memperbaiki sistem kemudi ini diharapkan nantinya Dapat digunakan sebagai
panduan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi yang diinginkan.
Makalah
ini memberikan pengetahuan dasar dan praktek sistem kemudi dan komponen-komponennya,
yang pada umumnya digunakan pada mobil serta cara pemeriksaan dan penggantian
komponen-komponenya.
Saya
menyadari banyak kekurangan dalam penyususnan makalah ini, sehingga saran dan
masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.
YOGYAKARTA,
Desember 2014
Tata
herdiana
2014006011
Daftar isi
Kata
pengantar....................................................................................1
Daftar isi
...............................................................................................2
BAB I. Pendahuluan..............................................................................3
A.
Latar
belakang.............................................................................3
BAB II. FUNGSI DAN
CARA KERJA SISTEM KEMUDI..............4
Fungsi
sistem kemudi.....................................................................4
A. Syarat
– syarat sistem kemudi.....................................................4
B. Komponen
sistem kemudi...........................................................5
1. Steering
coloumn...................................................................5
2. Steering
gear.........................................................................5
3. Steering
lingkage...................................................................8
C. Bentuk
– bentuk sistem kemudi................................................10
1. Sistem
kemudi manual.........................................................10
2. Sistem
kemudi daya.............................................................12
a. Hydraulic Powersteering
(HPS).....................................12
b. Electric Powersteering
(EPS).........................................15
BAB III.
DIAGNOSA GANGGUAN PADA SISTEM KEMUDI.....18
A. Melakukan
pemeriksaan pada sistem kemudi...........................18
B. Troubleshooting
pada sistem kemudi.......................................20
KESIMPULAN...................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................23DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................24
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berfikir manusia. Terutama
dalam bidang otomotif. Berbagai macam/model dari kendaraan, komponen-komponen
bagian luar maupun dalam yang sudah banyak tipe-tipe yang dibuat dari berbagai
perusahaan yang ada di dunia. Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan
tentang sistem kemudi.
Sistem
kemudi saat ini sudah sangat canggih, mungkin waktu dulu kendaraan hanya
memakai kemudi yang 1 tipe, dimana jika dipakai untuk membelokan kendaraan
sangat terasa berat, butuh tenaga yang lebih untuk membelokannya. Tetapi
seiring berjalannya waktu, sistem kemudi sudah mempunyai tipe atau bentuk yang
baru yaitu tipe Power steering. Dimana
sistem ini banyak membuat pengemudi sangat nyaman, dikarenakan tidak
membutuhkan tenaga yang lebih untuk membelokannya.
BAB
II
KONSTRUKSI,
FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM KEMUDI
Gambar.
1. Konstruksi sistem kemudi
A. FUNGSI
SISTEM KEMUDI
Fungsi sistem kemudi adalah untuk
mengatur arah kendaraan dengan cara membelokan roda depan. Cara kerjanya ketika
steering wheel (roda kemudi) diputar,
steering coloumn (batang kemudi) akan
meneruskan tenaga putarannya ke steering
gear (roda kemudi).
Steering
gear
memperbesar tenaga putarnya sehingga menghasilkan momen puntir yang lebih besar
untuk diteruskan ke steering lingkage.
Steering
lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda roda depan. Jenis sistem kemudi pada
kendaraan menengah sampai besar yang banyak digunakan adalah model recirculating ball dan ada kendaraan
ringan yang banyak digunakan adalah model
rack and pinion.
B. SYARAT
SYARAT SISTEM KEMUDI
Agar sistem kemudi sesuai dengan
fungsinya maka harus memenuhi persyaratan seperti berikut :
a. Kelincahanya
baik.
b. Usaha
pengemudian yang baik.
c.
Recovery
(pengembalian)
yang halus.
d. Pemindahan
kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
C. KOMPONEN
SISTEM KEMUDI
Ø STEERING
COLOUMN
Steering
coloumn atau batang kemudi merupakan tempat poros utama. Steering
coloumn terdiri dari main shaft yang
meneruskan putran roda kemudi ke steering
gear, dan coloumn tube yang
mengikat main shaft ke body. Ujung
atas dari dari main shaft dibuat
meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dngan
sebuah mur. Steering coloumn juga merupakan mekanisme penyerap energi yang
menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada 2 tipe steering coloumn yaitu :
a.
Model collapsible
Model ini mempunyai keuntungan : apabila
kendaraan berbenturan / bertabrakan dan steering gear box mendapatakan tekanan
yang kuat, maka main shaft coloumn
atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindara dari
bahaya. Kerugiannya adalah : main shaftnya kurang kuat, sehingga hanya
digunakan pada mobil penumpang atau mobil berukuran kecil. Konstruksinya lebih
rumit.
b. Model
non collapsible
Model ini mempunyai kuntungan : main
shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil mobil besar atau mobil
mobil kecil, konstruksinya sederhana kerugiannya adalah : Apabila berbenturan
dengan keras kemudian tidak dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan
pengemudi relatif kecil
Ø STEERING GEAR
Steering
gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu yang bersamaan juga
berfungsi sebagai gigi reduksi untuk mengikatkan momen agar kemudian menjadi
ringan.
Steering
gear ada beberapa tipe dan yang bayak digunakan adalah tipe recirculating ball
dan rack and pinion. Berat ringannya kemudi di tentukan oleh besar kecilnya
perbandingan steering gear dan umunya berkisar antara 18 sampai 20 : 1.
Perbandingan steering gear yang semakin besar akan menyebabkan kemudi semakin
ringan, akan tetapi jumlah putarannya semakin banyak, untuk sudut belok yang
sama.
·
Untuk tipe recirculating ball
Perbandingan
steering gear = jumlah putarn roda kemudi : jumlah gerakan pitman arm
Gambar.2. tipe reciculating ball
·
Untuk tipe rack and pinion
Perbandingan steering
gear = jumlah putaran roda kemudi : besarnya sudut belok roda depan.
Selain untuk mengarahkan roda depan,
steering gear juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar
kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut
perbandingan steering gear, perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan
kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putrannya akan bertambah banyak,
untuk sudut belok yang sama. Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak
digunakan orang orang sekarang ini adalah :
·
Tipe yang pertama, digunakan pada mobil
penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komersial.
·
Tipe yang kedua, digunakan pada mobil
penumpang yang ukuran kecil sampai yang berukuran sedang.
Ada
beberapa bentuk dari steering gear box, diantaranya :
1. Model
Worm dan Sector Roller
Worm gear berkaitan
dengan sector roller di bagian tengahnya. Gesekannya dapat mengubah sentuhan
antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan menggelinding.
2. Model
worm dan sector
Pada model ini worm dan sector berkaitan langsung.
3.
Model screw pin
Pada
model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear.
4.
Model screw dan nut
Model ini dibawah main shaft terdapat
ulir dan sebuah nut terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasangkan tuas yang
terpasang pada rumahnya.
5.
Model recirculating ball
Pada model ini, peluru-peluru terdapat
dalam lubang-lubang nut untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara nut
dan worm gear. Mempunyai sipat tahan aus dan tahan goncangan yang baik.
6.
Model rack and pinion
Gerakan
putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar. Model rcak and
pinion mempunyai kontruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi
goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan.
Ø STERING
LINGKAGE
Steering
linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering
dear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan rod kemudi
harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada
beberapa tipe steering linkage dan konstruksi join yang dirancang untuk tujuan
tersebut. Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan.
Komponen
sistem kemudi lainnya bergantung pada
jenis kemudi yang digunakan, antara lain :
1.
Steering
wheel
Ada
beberapa macam roda kemudi ditinjau dari konstruksinya yaitu :
§ Roda
kemudi besar
Bentuk
ini mempunyai keuntungan, yaitu mendapatkan momen yang besar sehingga pada pada
waktu membelokan kendaraan, akan terasa ringan dan lebih stabil.
§ Roda
kemudi kecil
Mempunyai
keuntungan tidak memakan tempat dan peka terhadap setiap gerakan yang diberikan
pada saat jalan lurus, akan tetapi dibutuhka tenaga besar untuk membelokan
kendaraan karena mempunyai momen kecil.
§ Roda
kemudi ellips
Model
ini dapat megatasi kedua-duanya karena merupakan gabungan roda kemudi besar dan
kecil.
2.
Steering
main shaft
Stering
main shaft atau poros utama kemudi berfungsi untuk menghubungkan atau sebagai
tempat roda kemudi dengan steering gear.
§ Pitman arm
Pitmsn
arm meneruskan gigi kemudi ke relay rod atau drag link. Berfungsi untuk merubah
gerakan putar steering coloumn menjadi gerakan maju mundur.
§ Relay rod
Relay
rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan. Relay rod
menerusakan gerakan pitman arm ke tie rod.
§ Tie rod
Ujung
tie rod yang berulir dipasang pada ujung rack pada kemudi rack and pinion, atau
ke dalam pipa penyetelan pad recirculating ball, dengn demikin jarak antara
joint-joint dapat disetel.
§ Tie rod end
Tie
rod end dipasangkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan knuckle
arm, relay roda dan lain-lain.
§ Knuckle arm
Knuckle
arm meneruskan gerakan tie rod atau atau drag link ke roda depan melalui
steering knuckle.
§ Steeering knuckle
Steering
knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan dan befungsi
sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpun ball joint atau king pin
dari suspension arm.
§ Idler arm
Pivot
dari idler arm dipasang pada body dan
ujung lainya di hubungkan dengan relay
rod denagn swivel joint. Arm ini
memegang salah satu ujung relay rod
dan membatasi gerakan relay rod pada
tingkat tertentu.
D. BENTUK-BENNTUK
SISTEM KEMUDI
Pada
dasarnya sistem kemudi dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Sistem
kemudi secara manual
§ Dibutuhkan
tenaga yang besar untuk menggerakan roda kemudi.
§ Pengemudi
lebih cepat lelah.
b) Sistem
kemudi daya (power steering).
Penggunaan
power steering memberikn keuntugan seperti :
§ Mengurangi
daya pengemudian (steering effort).
§ Kestabilan
yang tinggi selama pengemudian.
1. SISTEM
KEMUDI SECARA MANUAL
Sistem kemudi secara manual jarang
dipakai terutama pada mobil-mobil modern. Pada sistem ini dibutuhkan adanya
tenaga yang besar untuk mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah
apabila
mengendarai
mobil terutama pada jarak jauh. Tipe sistem kemudi secara manual yang banyak
digunakan adalah :
v Recircullating ball
Cara
kerjanya adalah : pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang
dihubungkan dengan roda kemudi akan langsung membelok. Di ujung poros utama
kerja dari gigi cacing dan mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenga dan
memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman.
Lengan-lengan
penghubung (linkage), batang penghubung (relay rod), tie rod, lengan idler
(idler arm), dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm.
Mereka
memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah (lower arm)
dan bantalan atas untuk peredam kejut. Jenis ini biasanya digunakan pada mobil
penumpang atau komersial.
§ Keuntungan
o
Komponen gigi kemudi relatif besar, bisa
digunakan untuk mobil ukuran sedang, mobil besar dan kendaraan komersial.
o
Keausan relative kecil dan pemutaran
roda kemudi relatif lebih.
§ Kerugian
o
Konstruksi rumit karena hubungan antara
gigi sector dan gigi pinion tidak langsung.
o
Biaya perbaikan lebih mahal.
v Jenis
rack and pinion
Cara
kerja : pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini
akan menggerakan rack Dri samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke
lengan nakel pada roda roda depan sehinnga satu roda depan didorong, sedangkan
satu roda tertarik, hal ini memyebabkan roda berputar pad rah yang sama.
Kemudian
ada lagi yang lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda roda depan
yaitu tipe rack and pinion. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi
melalui poros intermediate yang berkaita dengan rack.
v Keuntungan
o
Konstruksi ringan dan sederhana.
o
Persinggungan antara gigi pinion dan
rack secara langsung.
o
Pemindahan momen relatif lebih baik,
sehingga lebih ringan.
v Kerugian
o
Bentuk roda gigi kecil, hanya cocock
digunakan pada mobil penumpang ukurn kecil atau sedang.
o
Lebih cepat aus.
o
Bentuk gigi rack lurus, dapat
menyebabkan cepatnya keausan.
2. SISTEM
KEMUDI DAYA (POWER STEERING)
Lahirnya sistem kemudi daya ini didsari
oleh kekurangan yang didapat pada sistem kemudi manual dimana rendahnya
kemampuan di dalam pengemudian terutama pada pengemudian terutama pada
perjalanan yang jauh, dan pada kecepatan rendah sehingga membuat pengemudi
cepat lelah. Disamping itu kekakuan pada kemudi manual turut mempengaruhi
pengembangan sistem kemudi kendaraan. Pengembangan sistem kemudi ini sangant
menjangkau pada sistem pengontrolan secara otomatis.
Pada
umumnya sistem kemudi daya dibagi menjadi 2 tipe yaitu :
1)
Sistem hydraulic powersteering (HPS)
Sistem kemudi ini memiliki sebuah
booster hidraulis dibagian tengah mekanisme kemudi agar kemudi menjadi lebih
ringan. Dalam keadaan normal beratnya putaran roda kemudi adalah 2-4 kg. Sistem
powersteering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian bila kendaraan
bergerak pada putaran rendah dan menyesuaikan pada tingkat tertentu bila
kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium sampai kecepatan tinggi. Penggunaan
powersteering memberikn keuntungan seperti :
·
Mengurangi daya pengemudian (stering effort).
·
Kestabilan yang tinggi selama
pengemudian.
A.
Cara kerja powersteering
a. Posisi
netral : minyak dari pompa dialirkan ke katup pengontrol (control valve). Bila
katup pengontrol berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui
katup pengontrol ke saluran pembebas (relief fort) dan kembali ke pompa. Pada
saat ini tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan keua sisi sama, torsk tidak
bergerak.
b. saat
membelok : pada saat poros utama kemudi (steering
main shaft) diputar ke salah satu arah, katup pengontrol juga akan bergerak
menutup salah satu saluran minyak.
Saluran yang lain akan
terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran minyak dan akhirnya terbentuk
tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang
bertekanan rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan
dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.
B. Komponen-komponen
powersteering
v Vane pump
Vane
pump adalah bagian utama dari system power steerng berfungsi menghasikan
tekanan tinggi dan debit yang besar. Vane pump juga berfungsi untuk mengatur
jumlah aliran fliuda di perlukan sesuai dengan putaran mesin, adapun komponen
yang ada dalam vane pump adalah :
a. Reservoir Tank.
Berfungsi untuk tapungan fluida power steering.
b. Pumpa Body,
adalah rumah dari roto blade ddan pompa digerakan oleh puli poros engkol mesin
dengan drive blet, dan mengalirkan tekanan fluida ke gear housing.
c. Flow control valve,
mengatur volume aliran minyak dari pompa ke gear housing dan menjaga agar
volumenya tetap pada rpm yang berubah-ubah.
d. Gear housing,
merupakan rumah tempat roda gigi kemudi.
e. Power silinder,
power silinder adalah tempat piston bekerja menggerakan roda gigi kemudi
(steering gear).
f. Katup
rotary, mengatur arah aliran minyak
dari pompa.
C. Tipe-tipe
hydraulic power steering
Ada beberapa tipe power steering, tetapi
masing-masing mempunyai 3 bagian yang tediri dari pompa, control valve dan
power silinder. Ada 2 jwns power steering yaitu :
v Tipe integral
Sesuai dengan namanya, control valve dan
power piston terletak di dalam gear box. Tipe gear yang dipakai aialah
recirculating ball. Diperlihatkan disini mekanisme sistem power steering tipe
integral. Bagian yang uama terdir dari :
·
Tangki reservoir yang berisi fluida
·
Vane
pump
yang membangkitkan tegangan hidraulis
·
Gear
box
yang beisi control valve, power piston dan
steering gear
·
Pipa-pipa yang mengalirkan fluida
·
Selang-selang flexible.
v Tipe rack and pinion
Control valve power stering tipe ini
termasuk di dalam gear housing dan power pistonnya terpisah di dalam power
silinder. Tipe rack and pinion hampir sama dengan mekanisme tipe integral.
2) Elecrtic power steering
(EPS)
Tujuan
dari pengembangan EPS adallh meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan
melakukan perubahan proses kerja power steering. Perubahan ini mengalihkan
sistem hidraulis ke elektrik. Power steering yang proses kerjanya dibantu arus
listrik ini dapat mereduksi pemikaian energi kendaraan yang tidak perlu.
A. Komponen
utama EPS
Umumnya
komponen sistem Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat
elektronik yang sama. Seperti :
1. Control
module : sebagai komputer untuk mengtur kerja EPS.
2. Motor
elektrik : bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir
3. Vehicle
speed sensor : terletak di gear box dan bertugas memberitahu control module tentang kecepatan mobil.
4. Torque
sensor : berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module
jiak setir mulai diputar oleh pengemudi.
5. Cluth
: kopling ini terletak diantara motor dan batang setir. Tugasnya untuk
menghubungkan dan melepaskan motor
dengan batang setir sesuai kondisi.
6. Noise
suprresor : bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin bekerja atau tidak.
7. On-board
diagnostic display : berupa indikator di panel instrumen yng akan menyala jika
ada masalah dengan sistem EPS.
B. Cara
kerja
·
Setelah kunci diputar ke posisi on,
control module memeperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by. Seketika itu
pula, indikator EPS pada panel instrumen menyala.
·
Begitu mesin hidup, makan noise
suprresor akan menginformasikan pada
control module untuk mengaktifkan motor listrik dan dutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir.
·
Torque sensor salah satu sensor yang
terletak pada steering rck yang bertugas memeberi informasi pada control module
ketika setir mulai diputar dan memberikan informasi sejauh mana setir diputar
dan seberapa cepat putarannya.
·
Dengan dua informasi itu, control module
segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk
memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir akan menjadi ringan.
·
Vehicle speed sensor bertugas
menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan. Pada
kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor electic akan
dinonaktifkan oleh control module. Dengan begitu setir akan menjadi lebih berat
sehingga meningkatkan sefety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus
listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.
Selain
mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, control module
juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada
panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjsdi kerusakan.
Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan cluth akan melepas
hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi
EPS ini masih terhubung dengan setir, via batang baja, maka mobil masih
dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti
kemudi tanpa power steering.
C. Macam-macam
EPS
1) Fullly
electric. Artinya mototr listrik bekerja langsung dalam memebantu gerakan
kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang kemudi, seperti pada toyota
Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel pada rack steer seperti pada honda
jazz, suzuki karimun dan swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan mazda
Vantrend lansiran 1995 ataupun toyota crown keluaran 2005, ditempatakan pada
gearbox steering.
2) Semi
electric
Putaran
motor electric. Putaran motor electric hnya dimanfatkan untuk mendorong
hirdaulis. I i sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin
dan diputar oleh sabuk v-belt. Misalnya seperti pada chevrolet zafira dan
mercedess benz A-class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi
menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak
setir.biasanya perangkat ini masih menggunkan slang tekan dan selang balik dari
minyak.
Perusahaan
yang memproduksi EPS adalah Koyo, NSK, Dhelpi, Showa, Visteon, dan ZF
Freidrichshafen AG. Power steeering hidraulis membuat mobil lebih boros BBM
hingga sekitar 1,07 km/l.
BAB III
DIAGNOSA GANGGUAN PADA SISTEM KEMUDI
A. Melakukan
pemeriksaan pda sistem kemudi
1. Pemeriksaan
steering coloumn
·
Gerakan roda ke atas ke bawah, kiri
kanan, maju mundur.
·
Periksa roda kemudi apakah terpasang
dengan baik
·
Apakah main shaft keadaaanya longgar
·
Apakah steering coloumn terpasang dengan
kuat
2. Pemeriksaan
kebebasan roda kemudi (steering wheel)
·
Putar roda depan hingga pada posisi
lurus
·
Putar roda kemudi perlahan-lahan tetapi
jangan sampai roda bergerak
·
Besarnya gerakan roda kemudi pada saat
ini disebut dengan kebebasan (Free play)
·
Besarnya kebebasan tergantung pada model
mobil, tetapi biasanya tidak melebihi dari 30 mm.
Bila
kebebasannya berlebihan, penyebabnya bisa berasal dari salah satu diantara yang
tersebut berikut :
·
Mur roda kemudi kurang keras
·
Keausan atau penyetelan steering gear yang tidak tepat
·
Linkage joint aus
·
Pemasangan linkage bracket longgar
·
Bantalan roda longgar
·
Main shaft
joint longgar
3. Pemeriksaan
kelonggaran steering linkage
Dongkraklah bagian depan mobil dan
goyangkan roda depan maju mundur, dan dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Bila
gerakannya berlebihan kemungkinan linkage atau wheel bearingnya aus.
4. Pemeriksaan
kelonggaran bantalan roda (wheel bearing)
·
Donngkrak bagian depan mobil dan periksa
ban.
·
Goyangkan bagian atas dan bawah dari
setiap roda.
·
Bila ternyata longgar, penyebabnya
kemungkinan suspension arm bushing, ball joint atau wheel suspension longgar.
·
Periksa kelonggaran dengn jalan menekan
pedal rem. Bila kelonggaranya berkurang, berarti ada bagian selain wheel bearing yang longgar.
·
Bila kelonggaranya hilang, berarti
penyebabnya berasal dari bantalan roda yang sudah aus.
5. Periksa
ketinggian minyak stering gear, jika
rendah, periksa kebocoran, tambah minyak atau perbaiki.
6. Pemeriksaan
steering gear berat
·
Gerakan roda kemudi yang berat biasanya
disebabkan oleh tahanan yang terlalu besar pada sistem kemudi atau oleh gaya
pengembalian roda yang berlebihan detelah belok.
·
Dongkrak naik bagian depan kendaraan
lalu lepaskan steering linkage dan steering gear agar dapat memeriksa bagian
satu persatu.
·
Bila gerakan steering gear berat,
penyebabnya mungkin kerusakan pada gigi kemudi.
·
Penyetelan free load yang tidak tepat
dan Minyak atau gemuk yang kurang juga bearing atau bushingnya cacat.
7. Pemeriksaan
ball joint
Lepaskan
steering knuckle dengan linkage dan gerakan knuckle arm. Bila terasa berat,
kemungkinan kingpin atau ball joint dalam keadaan rusak.
B.
Troublleshooting
pada
sistem kemudi
Troublleshooting yaitu mencari penyebab
gangguan yang terjadi pada sistem mesin atau alat secara sistematis agar cepat
dan tepat. Begitu pula dalam penggantian komponen harus dilakukan dengan tepat
dan benar karena mempengaruhi kemampuan sistem kemudi dan kenyamanan
berkendara. Pemeriksaan tiap-tiap komponen harus dilakukan sesuai prosedur
yaitu seperti dalam tabel dibawah ini.
No
|
Gejala
|
Langkah pemeriksaan
|
Perbaikan
|
1.
|
Tekanan ban rendah
|
Memeriksa tekanan ban
|
Menambah tekanan 4,2 kg/cm
|
2.
|
Powersteering belt longgar
|
Memeriksa power steering unit
|
Menyetel kekencangan belt dengan
tekanan 10 kg.
Belt baru : 5-6 mm
Belt lama : 6-8 mm
Atau ganti jika terlihat retak.
|
3.
|
Kurng pelumasan
|
Memeriksa level minyak
|
Menambahkan minyak hinnga level
maksimum.
|
4.
|
Tuas kemudi rusak
|
Memeriksa tuas kemudi
|
Mengganti
|
5.
|
Kesalahan penyetelan sikap roda
(toe-in dan chamber)
|
Memeriksa sikap roda (toe-in dan
chamber)
|
Menyetel
sikap roda (toe-in dan chamber)
|
Gerak
bebas roda kemudi terlalu besar, itu karena pda power steering telalu banyak
sambungan maka terdapat gerak bbeas atau kelonggaran, kelonggaran yang
berlebihan dari sistem tersebut akan mengakibatkan kemudi mengayun atau
cenderung berbelok ke salah satu arah dan akan mengakibatkan getaran daa
keausan pada komponen (khususnya ban) sehingga sistem kemudi tidak normal.
Bila
gerak bebas berlebihan, penyebabnya juga bisa berasal dari salah satunya
sebagai berikut.
Ø Mur
roda kemudi kurang kencang.
Ø Keausan
pada stering gear, penyetelan kurang pas.
Ø Linkage
joint aus.
Ø Pemasangan
linkage bracket longgar.
Ø Bantalan
roda longgar.
Ø Main
shaft msih longgar.
v Catatan
Dalam
melakukan pemeriksaan Dan perbaikan, yang perlu diperhatikan ialah tentang
keselamatan kerja. Dalam pelaksanaannya haruslah memakai baju praktek/wearpack,
juga gunakanlah tutup fender, tutup kursi dan lantai agar kendaraan dan tempat
tetap bersih dan mengurangi kerusakan. Selama melakukan pembongkaran tempatkan
komponen-komponen secara berurutan untuk mempermudah pemasangan. Gunakan peralatan
sesuai dengan fungsinya. Ikuti prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja,
dan gunakan sediakan selalu buku manual dari kendaraan tersebut.
KESIMPULAN
Sistem
kemudi adalah suatu bagian komponen yang terdapat di dalam kendaraan yang
berfungsi untuk mengatur arah kendaraan
dengan cara membelokan roda depan. Cara kerjanya : bila steering wheel diputar,
sreering coloumn akan meneruskan tenaga putarannya ke steering gear, sehinnga
menghasilkan tenaga putar yang lebih besar untuk diteruskan ke steering linkage
lalu akan diteruskan ke roda depan.
v Sistem
kemudi dibagi menjadi 2 model / tipe yaitu :
Ø Model
recirculting ball :yang bisanya digunakan pada kendaraan menengah dan besar.
Ø Model
rack and pinion : untuk kendaraan ringan.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat ini,
semoga bermanfaat dan menambah wawasan untuk para pembaca. Saya mohon maafa
apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata atau kalimat yang kurang
jelas, dimengerti dan lugas. Karena kami hanyalah manusia yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangant mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian makalah dari saya, semog makalah ini
dapat bermanfat bagi pembaca dan khususnya untuk penulis. Saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Novriza,
S.Pd, 2005, Memperbaiki Sistem Kemudi,
Medan, Depdiknas
Dadang
Hidayat, Drs, 2005, Pemeriksaan Sistem Kemudi, Bandung, Depdiknas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar